
Batik Kalimantan Tengah, atau yang sering dikenal dengan benang bintik, merupakan salah satu kekayaan kain di Indonesia. Kain batik ini tidak hanya menjadi simbol estetika, tetapi juga menyimpan makna filosofis yang mendalam. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih jauh mengenai sejarah, ciri khas, dan motif-motifnya yang bermakna.
Sejarah dan Asal-Usul Batik Kalimantan Tengah
Sejarah batik Kalimantan Tengah berawal dari upaya pelestarian budaya lokal oleh masyarakat Dayak Ngaju, yang memadukan elemen tradisional mereka, seperti ukiran kayu dan simbol adat, dalam motif kain batik. Motif-motif ini tidak hanya berfungsi sebagai hiasan, tetapi juga sebagai representasi kehidupan dan kepercayaan masyarakat Dayak.
Budaya Jawa juga mempengaruhi Batik Kalteng ini, terutama dalam teknik pembuatan kain yang orang kenal dengan metode membatik. Oleh karena itu, batik ini merupakan hasil perpaduan antara dua budaya yang kaya akan makna.
Nama “Benang Bintik” sendiri memiliki arti yang hampir sama dengan batik. “Benang” merujuk pada helaian kain putih, sedangkan “bintik” berarti desain atau gambar yang menghiasi kain tersebut. Pada masa kepemimpinan Gubernur Suparmanto (1989-1993), istri beliau berperan penting dalam mempopulerkan batik ini sebagai bagian dari warisan budaya Kalimantan Tengah, yang kemudian masyarakat lokal maupun luar mulai mengenalinya.
Ciri Khas Batik Kalimantan Tengah

clarionetnika
Benang Bintik memiliki ciri khas yang membedakannya dari batik daerah lain. Batik ini menampilkan berbagai motif khas yang sarat akan nilai budaya suku Dayak. Beberapa elemen motifnya adalah Batang Garing, Huma Betang, ukiran tradisional, senjata, naga, Balanga, hingga motif campuran. Setiap motif menyimpan makna mendalam yang erat kaitannya dengan kehidupan dan kepercayaan masyarakat Dayak Kalimantan Tengah.
Dari segi warna, Benang Bintik cenderung menggunakan warna-warna berani seperti merah maroon, biru, kuning, dan hijau, serta warna gelap seperti hitam dan coklat. Pilihan warna ini mempertegas karakteristik kain yang mencerminkan keberanian dan keindahan alam Kalimantan Tengah.
Untuk bahan kain, batik ini umumnya menggunakan kain sutera, semi-sutera, dan katun, yang memberikan sentuhan elegan dan kenyamanan bagi pemakainya.
Yang paling khas dari Benang Bintik adalah keberadaan motif Batang Garing dalam setiap desainnya. Motif ini, yang melambangkan pohon kehidupan, menjadi elemen wajib yang merepresentasikan kekuatan spiritual dan filosofi mendalam masyarakat Dayak. Kombinasi motif, warna, dan bahan inilah yang menjadikan batik Kalimantan Tengah sebagai salah satu kekayaan budaya yang unik dan bernilai tinggi.
Jenis-Jenis Motif Batik Kalimantan Tengah
Motif Batang Garing
Motif ini dalam batik Dayak KalTeng terkait dengan pohon kehidupan yang diturunkan oleh Ranying Hatalla Langit (Tuhan Yang Maha Esa). Batang Garing, yang berbentuk tombak menjulang ke atas, melambangkan hubungan antara manusia dan Tuhan. Di bagian bawah pohon, terdapat guci berisi air suci yang merepresentasikan dunia bawah, sementara buah dan daun melambangkan hubungan antar kelompok manusia dan alam. Motif ini mencerminkan keseimbangan kosmologi antara alam atas, bumi, dan dunia bawah.
Motif Enggang Dayak

banjar mulia
Burung Enggang pada budaya Dayak Kalimantan Tengah mengandung makna terkait nilai-nilai sosial dan kepercayaan masyarakatnya. Burung ini merupakan simbol kedamaian, persatuan, dan pemimpin yang setia pada rakyatnya. Dalam kepercayaan suku Dayak, burung Enggang menjadi teladan kehidupan berkeluarga dan bermasyarakat. Ia melambangkan kasih tanpa syarat, baik dalam hubungan antar pasangan maupun dalam pendidikan anak-anak untuk tumbuh mandiri.
Motif Gumin Tambun
Gumin Tambun melambangkan kemakmuran dan keberkahan. Motif ini sering digunakan untuk menyampaikan harapan akan kehidupan yang lebih baik dan penuh rezeki.
Motif Kaharingan
Kaharingan adalah agama kepercayaan suku Dayak yang mengajarkan adanya Tuhan Yang Maha Esa, dengan keyakinan bahwa setiap makhluk hidup memiliki hubungan spiritual yang erat dengan Tuhan, alam, dan leluhur. Konon, motif batik di Kalimantan banyak dipengaruhi oleh ajaran kepercayaan tersebut. Motif batik Kaharingan sering kali menggambarkan simbol-simbol kehidupan yang erat kaitannya dengan “pohon kehidupan”. Pohon ini melambangkan hubungan harmonis antara manusia dengan Tuhan dan sesamanya, serta pentingnya menjaga keseimbangan dalam kehidupan bersama.
Makna dan Filosofi Batik Kalimantan Tengah

suryasazshop
Sepertinya motif batik di Kalimantan Tengah banyak dipengaruhi oleh kepercayaan suku Dayak, khususnya agama Kaharingan. Motif-motif batik ini sering kali mengambil ukiran kayu buatan masyarakat Kalimantan Tengah. Salah satu motif batik yang paling populer dan menjadi ciri khas Kalimantan Tengah adalah Batang Garing. Motif “Pohon Kehidupan” ini hampir selalu ada dalam batik Kalimantan karena pengaruhnya yang kuat dalam budaya Dayak.
Bagi mereka, Batang Garing adalah simbol tingkatan alam yang terbagi menjadi tiga bagian besar: alam atas, pantai danum kalunen (bumi), dan alam bawah (air). Bagian atas yang berbentuk tombak melambangkan Ranying Mahatala Langit (Tuhan).
Pantai danum kalunen atau bumi pada bagian tengah. Di sini terdapat motif daun dan buah. Daunnya yang menyerupai ekor burung Enggang menghubungkan alam atas dan bawah. Buah-buah yang berjumlah tiga melambangkan tiga kelompok manusia besar yang berasal dari Maharaja Sangiang, Maharaja Sangen, dan Maharaja Bunu. Ini menggambarkan hubungan erat antara manusia, alam, dan leluhur dalam budaya Dayak.
Alam bawah, yang diwakili oleh motif guci berisi air dan dahan berlekuk. Yang melambangkan dunia bawah atau Jata yang seringkali terkait dengan roh atau kekuatan tak kasat mata.
Kedekatan hubungan suku Dayak dengan alam sangat tercermin dalam filosofi motif Batang Garing. Mereka percaya bahwa keseimbangan antara ketiga alam tersebut adalah kunci untuk menjaga harmoni dalam kehidupan. Hubungan ini menunjukkan betapa suku Dayak sangat menghargai alam sekitarnya, menjadikannya bagian integral dari hidup mereka, baik dalam kebudayaan, kepercayaan, maupun dalam setiap aspek kehidupan sehari-hari.
Mengapa Memilih Seragam Batik Motif Kalimantan Tengah?
Batik Kalimantan Tengah menjadi pilihan yang tepat untuk digunakan sebagai seragam, baik untuk institusi, organisasi, maupun acara formal. Selain memiliki nilai estetika, motif-motifnya dapat menyesuaikan visi dan identitas pemakainya.
Misalnya, motif batang garing bisa menjadi simbol persatuan dan kekuatan tim. Sementara itu, motif enggang dayak cocok untuk organisasi yang menjunjung nilai kebijaksanaan. Keunikan dan filosofi mendalam dari batik ini menjadikannya lebih dari sekadar pakaian—ia juga menjadi representasi budaya dan nilai-nilai yang ingin disampaikan.
Bagi Anda yang membutuhkan seragam batik dengan desain khusus, kami menyediakan jasa konveksi seragam batik yang bisa membantu mewujudkan desain yang sesuai dengan kebutuhan Anda.
Batik Kalimantan Tengah sebagaimana batik kalimantan timur, dan barat adalah salah satu warisan budaya yang tidak hanya indah secara visual, tetapi juga kaya akan nilai filosofis. Dengan mengenakan batik ini, kita ikut berkontribusi dalam melestarikan budaya lokal sekaligus memperkenalkan keindahan Kalimantan Tengah kepada dunia.
Jadi, bagaimana? Sudah siap memilih motif batik Kalimantan Tengah untuk seragam Anda? Jadikan batik ini bagian dari identitas Anda dan tunjukkan kebanggaan terhadap budaya Indonesia!